Skip to main content

Kota Ramah Kereta Bayi

Menurutku Indonesia bukan negara yang ramah buat ibu-ibu yang membawa bayi Okelah  kita  persempit cakupannya: Bandung bukanlah kota yang ramah buat ibu-ibu berstroller.I mean, selama tinggal di Eropa 5 tahun lalu ibu-ibu keluar rumah itu bawa stroller (gak tau yaapakah sudah berubah atau belum). Mereka juga bisa bawa stroller ke dalam kendaraan umum semacam bus atau Kereta tanpa masalah. Karena kendaraan umumnya support orang-orang yang bawa stroller. Di Indonesia aku pikir cuma Jakarta yang kendaraan umumnya lebih ramah buat orang-orang yang bawa Kereta bayi. Itu pun gak maksimal menurutku. Di Bandung juga trotarnya sempit dan kalau agak luas dikit, kadang habis dipakai orang untuk berdagang atau malah dipakai parkir motor. Ya yang jalan jalan pake stroller jadinya sempit dong. Karena dipandang ribet,sejauh pemahamanku yang tidak seberapa ini, stroller dipake buat jalan-jalan di deket rumah aja, atau ke mall yang lantainya bersih. Itu pun gak mungkin ke mall bawa stroller gak bawa mobil. Karena kalau dibawa pake angkot  ke mall, kebayang gak ribetnya gimana? Jadi, menurut aku di Bandung ini Stroller jadi ajang gaya-gayaan. Orang yang bawa anaknya pake stroller ke tempat yang jauh dari rumah ( misalnya mall) itu diasumsikan dia punya mobil. Stroller sekarang menurut aku jadi barang yang ada status sosialnya, wkwkwkw. Padahal harusnya itu kebutuhan. Bayangin aja,keluar membawa bayi itu ga mungkin kita cuma bawa tas selempang kecil. Pasti kita bawa tas besar buat kebutuhan bayi seperti pampers,tisu basah, snack, baju ganti dll. Ke mall doang aja kaya mau pindahan. Ditambah lagi kita harus gendong anak. Berat banget pundak rasanya. Bayi juga  gak nyaman kalau terlalu lama digendong. Pokoknya kalau pergi sendiri itu susahnya setengah mati. Padahal dengan adanya stroller itu membantu kerjaan ibu-ibu banget loh. Jadi lebih praktis dan gak  berat. Coba aja kalau transportasi umumdi Bandung support Ibu-ibu buat bawa stroller,kayanyaaku rajin jalan-jalan sendiri bawa anak. Bis Kita aja aku rasa masih susah kalau ada yang bawa stroller. Karena masuk bisnya wajib Dari depan.Sedangkan pintu depan itu jalan masuknya cuma tangga, susah kalau bawa stroller. Aku pengguna kendaraan umum. Aku berharap kedepannya transportasi umum Bandung lebih ramah lagi buat ibu-ibu yang strollernya gabisa dipake hang out karena belum punya mobil pribadi. Juga semoga  orang gak menganggap lagi bahwa stroller itu ribet, dan semua ibu-ibu bisa bawa anaknya jalan-jalan tanpa pegel,walaupun belum punya mobil.

Comments

Popular posts from this blog

Ya Allah, saat ini aku merasa belum butuh laki-laki sebagai pendamping. Tapi Kala butuh seorang Ayah buat gantiin bapaknya yang blangsak itu. Kirim kami laki-laki yang baik ya Allah yang bisa membimbing kami dengan baik.. Kala anak baik, anak sholeh, kirimkan Kala ayah yang baik ya Allah

PAPA BARU, AKU BUTUH GAK SIH?????

Pasangan selalu jadi topik menarik buat aku saat single, dan sekarang saat single (lagi). Harus yang kaya gimana sih? lelah aku tuh sebenarnya. Di awal perceraian aku emang jujur ngebet pengen banget cepet dapet gantinya. Minimal punya temen chat deh biar ga merasa sepi. Aku juga sempet install beberapa dating app tapi gabisa.. aku gabisaaa secepat itu. Kadang aku juga ga mood buat chat dengan siapa-siapa. Rasanya kaya pengen tapi gamau (?) gimana sih bingung jelasinnya. Apakah ini bagian dari trauma? Gatau juga. Ada trust issue yang besar sebenarnya. Bukan gara-gara mantan suamiku sepenuhnya sih. Aku takut juga gara-gara banyak kasus KDRT lah, perselingkuhan lah. Udah enak-enak hidpku sekarang less drama, mau apa apa gausah diskusi, alhamdulillah juga dikasih kemampuan cari rezeki sendiri. Apa lagi yang aku butuh??? Apakah dengan berrumahtangga lagi akan menambah masalah atau justru mengurangi? kalau menambah mening ga dulu, gitu pikirku. Terus aku juga sempet kepikiran siapa sih yang...

27

Alhamdulillah sekarang aku oficially 27 tahun.Ulang tahun kali ini agak istimewa karena aku mulai semua dari awal lagi. Bahkan sebemarnya masih banyak yang harus dibenahi. Kali ini semuanya berbeda: Aku yang tanggungjawabnya jadi besar, aku yang harus kuat, aku yang gaboleh sakit, aku yang harus tidak menghiraukan omongan orang,dan aku yang kesepian saat mengembangkan diri. Rasanya jalan yang aku lalui terjal banget. Tapi aku bersyukur banget. Allah udah banyak ngasih kasih sayang. Dari kecil sampai dewasa Allah kasih hidup  aku mudah. Ujian besar itu aku baru rasakan  sekarang di pertengahan umur 20an.Itu pun Allah masih kasih jalan keluarnya. Plusnya adalah aku jadi orang yang sadar akan semuanya. Sadar akan apa yang benar dan salah, sadar besarnya tanggungjawab.Walaupun jalannya berat, tapi itu bentuk implementasi dari Al-Wadud milik Allah,yang ternyata sayang sama aku. Karena bikin aku menyadari semuanya di dunia, walaupun hidupku jadi hancur dan rasanya sakit banget. Dan ...