Skip to main content
Kadang gak ada yang bisa kita lakukan selain pasrah sama ketentuan Yang Maha Kuasa dengan hati yang teguh menolak menyerah. Gak berdaya dengan keadaan dan gak ada yang bisa kita lakukan lagi, yang tersisa hanya hati yang yakin bahwa ini akan berakhir indah.Hati yang padahal keadaannya sudah porak poranda tapi semakin yakin kita bisa bangun kembali puing-puingnya. Hati yang teguh dan tidak kenal gagal, walaupun kegagalan nampak nyata di depan mata adalah modalku yang paling besar untuk bisa kuliah S2 (lagi). 

Memang namanya rezeki ya, tahun 2021 aku ambil S2 di UPI dan waktu aku resign, aku sudah menyelesaikan semua matakuliah, cuma tinggal tesis. Tapi dasar gak rezeki. Kuliahku harus terhenti sampai situ. Bukan karena aku mau, tapi terpaksa karna gak ada biaya. Aku gak mau menuliskan gara-gara siapanya. Kita sebut saja gara gara ya-tahulah. Untuk menyambung kuliahku itu, aku harus ikut program kuliah RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) yang harganya 20 juta. Orang tua aku sudah menawarkan tapi aku pikir aku harus kerja supaya ada biaya untuk anakku. Lagipula 20 juta adalah pertaruhan yang besar. Sudah 2 tahun aku vacum perkuliahan. Aku ngerti apa?  Jadi aku tolak. Tapi bukan berarti hasrat menimba ilmu dalam hatiku ini padam. Aku masih berkeinginan untuk S2 lagi namun yang memungkinkan aku untuk bisa bekerja full. Walaupun angan menjadi dosen di Heimatuni mungkin harus aku relakan dari sekarang. 

Saat ini memang aku tidak bisa melakukan apapun selain berdoa. Aku harus menabung ketat beberapa bulan supaya punya uang masuk  kuliah. Tapi aku yakin keinginan yang tidak bisa padam adalah pondasi yang kuat untuk bisa menggapainya. Insya Allah ada jalannya.

Comments

Popular posts from this blog

Ya Allah, saat ini aku merasa belum butuh laki-laki sebagai pendamping. Tapi Kala butuh seorang Ayah buat gantiin bapaknya yang blangsak itu. Kirim kami laki-laki yang baik ya Allah yang bisa membimbing kami dengan baik.. Kala anak baik, anak sholeh, kirimkan Kala ayah yang baik ya Allah

PAPA BARU, AKU BUTUH GAK SIH?????

Pasangan selalu jadi topik menarik buat aku saat single, dan sekarang saat single (lagi). Harus yang kaya gimana sih? lelah aku tuh sebenarnya. Di awal perceraian aku emang jujur ngebet pengen banget cepet dapet gantinya. Minimal punya temen chat deh biar ga merasa sepi. Aku juga sempet install beberapa dating app tapi gabisa.. aku gabisaaa secepat itu. Kadang aku juga ga mood buat chat dengan siapa-siapa. Rasanya kaya pengen tapi gamau (?) gimana sih bingung jelasinnya. Apakah ini bagian dari trauma? Gatau juga. Ada trust issue yang besar sebenarnya. Bukan gara-gara mantan suamiku sepenuhnya sih. Aku takut juga gara-gara banyak kasus KDRT lah, perselingkuhan lah. Udah enak-enak hidpku sekarang less drama, mau apa apa gausah diskusi, alhamdulillah juga dikasih kemampuan cari rezeki sendiri. Apa lagi yang aku butuh??? Apakah dengan berrumahtangga lagi akan menambah masalah atau justru mengurangi? kalau menambah mening ga dulu, gitu pikirku. Terus aku juga sempet kepikiran siapa sih yang...

27

Alhamdulillah sekarang aku oficially 27 tahun.Ulang tahun kali ini agak istimewa karena aku mulai semua dari awal lagi. Bahkan sebemarnya masih banyak yang harus dibenahi. Kali ini semuanya berbeda: Aku yang tanggungjawabnya jadi besar, aku yang harus kuat, aku yang gaboleh sakit, aku yang harus tidak menghiraukan omongan orang,dan aku yang kesepian saat mengembangkan diri. Rasanya jalan yang aku lalui terjal banget. Tapi aku bersyukur banget. Allah udah banyak ngasih kasih sayang. Dari kecil sampai dewasa Allah kasih hidup  aku mudah. Ujian besar itu aku baru rasakan  sekarang di pertengahan umur 20an.Itu pun Allah masih kasih jalan keluarnya. Plusnya adalah aku jadi orang yang sadar akan semuanya. Sadar akan apa yang benar dan salah, sadar besarnya tanggungjawab.Walaupun jalannya berat, tapi itu bentuk implementasi dari Al-Wadud milik Allah,yang ternyata sayang sama aku. Karena bikin aku menyadari semuanya di dunia, walaupun hidupku jadi hancur dan rasanya sakit banget. Dan ...