Skip to main content

UPDATE KEHIDUPAN

Rasanya gak enaak kalau aku terus-terusan update di sosial media tentang ini.Orang lain pasti bosen atau mungkin menganggap aku ini negative vibe. Hanya tempat ini mungkin yang bisa menampung kesedihanku akan perpisahanku 7 bulan lalu. Secara etika berinternet juga aku tidak mengganggu kenyamanan orang karena ini. Aku berusaha untuk lebih baik setiap harinya, berusaha bangkit dan mensyukuri hidupku yang bebas tanpa belenggu. Tapi.. deep inside, i'm getting worse. Gak mau  sih mengakui ini tapi ya gimana ssejujurnya aku lagi merassa rapuh-rapuhnya. Bingung juga kenapangerasanya sekarang ya? kenapa bukan di awal perpisahannya aku merasa begini?  aku harap ini cuma fase yang tidak akan berlangsung lama. 
Belakangan ini aku sering mimpi buruk tentang mantan suami. Saking gak bergunanya dia, di mimpiku pun selalu ceritanya orang itu lagi  tidur sepajang mimpi atau gak bertanggung jawab pada suatu masalah. Yah, gak jauh sih sama kenyataannya. Aku sih mengangapanya ini tanda psikologis aja, bahwa aku merasa masih ada yang  belum beres: urusanku dengannya. Karena harusnya atau NORMALNYA dia dan keluarganya ya datang dan minta maaf sama orang tuaku, selain itu urusan anak yang mana dia lepas tangan begitu saja, dukungan moral dan finansial sebagai ayah juga tidak ada. Malah dia lari entah kemana, dan aku blokir semua keluarganya karena capek dengan drama dan pengabaian mereka pada anakku. Jadi mungkin gara-gara itu, masalah yang belum selesai jadi terbawa mimpi dan itu intens. Awalnya aku gak ambil pusing. Tapi ini sungguh menghabiskan energi, dan aku jadi sedih terus. Belakangan ini juga aku mulai menyadari hal-hal kecil yang ganjil ketika nikah dulu. Baru sadar kalau aku dimanipulasi habis-habisan, hancur sehancur-hancurnya. Dan sekarang mereka sudah pura-pura selesai dengan masalah ini begitu saja tapi aku masih harus menata hati, sekaligus menjalankan peran ayah dan ibu bersamaan untuk anak. 
Aku merasa mulai membutuhkan tenaga profesional yang bisa bantu supaya aku let go semuanya gitu. Mungkin harus mulai memikirkan juga untuk nabung ke psikolog, karena harganya lumayan tinggi. Sementara ini cuma  kalimat La tahzan innallaha ma'ana yang aku ulang-ulang sambil banjir air mata. Pun demikian, ayatnya Allah ini bener-bener ampuh buat aku yang sedang rapuh. Padahal kalau curhat, terus dibilang "jangan sedih ya" itu respon kita kan malah "yaelah jangan sedih doang mah gua juga  tauuu" tapi kalau Allah yang bilang jadi sepowerfull, semagis dan sedahssyat itu. 
Haduh..jadi kepikiran, nulis sejujur ini bakal dibaca orang yang berdosanya gak ya? bukan ngarep ya, justru kalau dia sampai baca dia pasti seneng karena dia tau, dia berhasil bikin hancur. Dan aku gak mau itu terjadi. Baiklah.. gapapa
Untuk kamu, peran antagonis utamanya:
Segera periksa ke ahli kejiwaan. Kamu kayaknya sakit jiwa. Sayangnya aku orang awam dan gak bisa self diagnose. Tapi aku korban kamu dan merasakan betapa dinginnya hatimu dan ngerinya ketidakwarasan kamu. Segera periksa, kamu sakit. Entah apa yang terjadi ketika kamu kecil. Tapi kamu sakit. Liat, korban kamu dimana-mana. Bahkan orang yang kamu ceritakan pada ku, tentang temanmu yang yatim piatu dan diusir dari kontrakan karena sudah tidak kerja, ternyata itu karena ditipu kamu! Aku paham, orang seperti kamu tidak punya empati. Dan citra diri yang sempurna adalah segalanya buat kamu.  That's why kamu gak peduli pada orang lain, bahkan merasa menang, jika orang jatuh ke perangkap kamu, even sama darah daging sendiri! Tapi aku berdoa semoga ada satu titik, walaupun sebentar, kamu bisa berpikir jernih dan logis. Bisa taubat dan hidup yang benar. 

Comments

  1. Teh Ayu, aku selalu baca semua ceritanya di sini. Semoga hidup menjadi jauh lebih baik setelah ini. Mungkin aku mau kasih saran juga, kalau Bandung punya layanan psikologi gratis. Agak rebutan sih buat dapat jadwalnya, tapi boleh dicoba. Namanya Puspaga. Semoga bisa membantu ya Teh. :)

    ReplyDelete
  2. Yu makasih kerjasamanya waktu itu buat kita supaya bisa ketemu sama mantan kamu di lembang, maaf juga dulu sempet gangguin WA kamu, semangat dan sehat terus yu

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ya Allah, saat ini aku merasa belum butuh laki-laki sebagai pendamping. Tapi Kala butuh seorang Ayah buat gantiin bapaknya yang blangsak itu. Kirim kami laki-laki yang baik ya Allah yang bisa membimbing kami dengan baik.. Kala anak baik, anak sholeh, kirimkan Kala ayah yang baik ya Allah

PAPA BARU, AKU BUTUH GAK SIH?????

Pasangan selalu jadi topik menarik buat aku saat single, dan sekarang saat single (lagi). Harus yang kaya gimana sih? lelah aku tuh sebenarnya. Di awal perceraian aku emang jujur ngebet pengen banget cepet dapet gantinya. Minimal punya temen chat deh biar ga merasa sepi. Aku juga sempet install beberapa dating app tapi gabisa.. aku gabisaaa secepat itu. Kadang aku juga ga mood buat chat dengan siapa-siapa. Rasanya kaya pengen tapi gamau (?) gimana sih bingung jelasinnya. Apakah ini bagian dari trauma? Gatau juga. Ada trust issue yang besar sebenarnya. Bukan gara-gara mantan suamiku sepenuhnya sih. Aku takut juga gara-gara banyak kasus KDRT lah, perselingkuhan lah. Udah enak-enak hidpku sekarang less drama, mau apa apa gausah diskusi, alhamdulillah juga dikasih kemampuan cari rezeki sendiri. Apa lagi yang aku butuh??? Apakah dengan berrumahtangga lagi akan menambah masalah atau justru mengurangi? kalau menambah mening ga dulu, gitu pikirku. Terus aku juga sempet kepikiran siapa sih yang...

27

Alhamdulillah sekarang aku oficially 27 tahun.Ulang tahun kali ini agak istimewa karena aku mulai semua dari awal lagi. Bahkan sebemarnya masih banyak yang harus dibenahi. Kali ini semuanya berbeda: Aku yang tanggungjawabnya jadi besar, aku yang harus kuat, aku yang gaboleh sakit, aku yang harus tidak menghiraukan omongan orang,dan aku yang kesepian saat mengembangkan diri. Rasanya jalan yang aku lalui terjal banget. Tapi aku bersyukur banget. Allah udah banyak ngasih kasih sayang. Dari kecil sampai dewasa Allah kasih hidup  aku mudah. Ujian besar itu aku baru rasakan  sekarang di pertengahan umur 20an.Itu pun Allah masih kasih jalan keluarnya. Plusnya adalah aku jadi orang yang sadar akan semuanya. Sadar akan apa yang benar dan salah, sadar besarnya tanggungjawab.Walaupun jalannya berat, tapi itu bentuk implementasi dari Al-Wadud milik Allah,yang ternyata sayang sama aku. Karena bikin aku menyadari semuanya di dunia, walaupun hidupku jadi hancur dan rasanya sakit banget. Dan ...